TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Siasat Licik {3}



Siasat Licik {3}

0"Lantas apa yang harus Ibu lakukan? Ibu bahkan sudah meminum teh ini," Ratu Langit agaknya tampak sangat takut sekali, mendengar ucapan dari putranya. Bagaimana tidak, jika memang itu terjadi, maka dia harus melakukan tindakan. Sebuah tindakan yang sangat mengerikan seperti ini.     
0

"Ibu tidak perlu cemas, minuman ini diberi racun dengan cara kerja pelan-pelan namun pasti, dan setelah aku coba juga semuanya baik-baik saja. Aku akan menyuruh tabib istana untuk membantu mengeluarkan racun yang sudah masuk. Dengan cara sembunyi-sembunyi. Jadi untuk tidak membuat mereka curiga, aku bisa memohon beberapa hal kepada Ibu?"     

"Apa, putraku? Katakanlah, Ibu akan melakukan apa pun yang kau inginkan. Karena bagi Ibu kau adalah yang segalanya yang akan Ibu turuti apa pun permintaanmu,"     

Chen Liao Xuan tampak terdiam, bagaimana bisa dia menjadi tersinggung ini. Chen Liao Xuan sangat tersentuh sekali dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. Ya, dia merasa seolah telah benar-benar ada di rumah, dia sangat menyayangi ibunya bahkan sampai kapan pun itu.     

"Ketika Selir Meng datang atau pun Pangeran Xie, tetap perlakukan dengan baik, Ibu. Jangan pernah membuat mereka curiga. Jika mereka mengajak makan atau minum apa pun juga layani dengan baik. tak peduli setelah itu Ibu akan memuntahkannya atau bagaimanapun. Ini…," kata Chen Liao Xuan sambil memberikan sebuah benda di tangannya. "Ini adalah ramuan keabadian, yang aku peroleh dari Anqier. ramuan ini bisa menetralkan sebagai mana kejamnya racun yang kita minum. Jaga ini baik-baik dan Ibu jangan pernah Ibu lupa untuk meminum ini setelah mereka datang pada Ibu. Apakah Ibu mau berjanji kepadaku?" tanta Chen Liao Xuan.     

Ratu Langit pun tersenyum kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan semangat. Kemudian dia merentangkan tangannya.     

"Sinilah, Ibu ingin memelukmu. Ibu sangat merindukanmu, putraku,"     

Chen Liao Xuan pun mendekat kemudian dia memeluk ibunya dnegan begitu sangat erat. "Ya, Ibu aku juga sangat merindukanmu."     

****     

Pagi ini, Chen Liao Xuan dan Li Qian Long tampak sudah berdiri di depan pintu gerbang kerajaan langit. bagaimana tidak, keduanya memang sudah bersepakat untuk turun dulu ke istana iblis, karena mereka sangat penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Termasuk melihat calon Raja iblis itu ada di sana.     

"Apakah Putra Mahkota sudah bersiap untuk bertemu dengan putra pertama Putra Mahkota?" tanya Li Qian Long. Chen Liao Xuan tampak tersenyum sambil menundukkan kepalanya, seolah dia sangat malu dengan apa yang terjadi. bagaimana tidak, dia sudah menjadi seornag Ayah, itulah yang membuat Chen Liao Xuan menjadi tersenyum sendiri.     

"Melihat Putra Mahkota seperti itu, benar-benar membuat hamba ketakutan,"     

"Lantas kenapa kau melihatku?" kesal Chen Liao Xuan.     

' Li Qian Long pun terkekeh, bagaimana tidak, melihat amarah dari Chen Liao Xuan membuat Li Qian Long mengingat masa lalu. Karena apa yang telah Chen Liao Xuan lakukan memang sering sekali membuat semua orang kesal. Dan itu adalah khasnya Chen Luiao Xuan sama sekali.'     

"Tapi hamba sangat suka sekali melihat Putra Mahkota seperti ini, seperti putra Mahkota dulu, yang benar-benar nakal dan sulit sekali untuk ditakhlukkan,"     

Setelah mengatakan itu, Li Qian Long kembali tersenyum, membuat Chen Liao Xuan berdecak tak percaya jika dia akan diujari sepeerti ini,     

"Mungkin kau akan jatuh cinta kepadaku, itulah sebabnya kau begitu memujiku, Dewa Li."     

"Ya Tantu,"     

Chen Liao Xuan langsung memekik, bagaimana bisa, dia mendengar jawaban seperti itu dengan sangat nyata.     

"Aku benar-benar sangat ketakutan dengan apa yang kau ucapkan ini, Dewa Li."     

"Jadi, apakah kau akan ke istana iblis untuk melihat putra pertamamu, Putra Mahkota?"     

Chen Liao Xuan dan Li Qian Long langsung menoleh, keduanya pun memberikan hormat kepada Raja Langit dengan sempurna.     

"Iya, Yang Mulia. Hamba ingin—"     

"Bisakah kau memanggilku Ayah? Sama seperti apa yang telah kau lakukan sebelum kau kembali lagi ke langit? Ayah sangat merindukan ketika kau memanggilku Ayah dan bersikap manja kepadaku seperti seorang anak pada umumnya."     

Chen Liao Xuan terdiam, dia tampak menundukkan pandangannya. Harus seperti itu adalah hal yang tidak membuatnya bahagia, namun demikian juga bukanlah hal yang harus dia tunjukkan sekarang. entah kenapa dia merasa jika dirinya sudah berubah, semua hubungan itu pun juga sudah berubah.     

"Maaf, Yang Mulia, hamba tidak bisa. Selama hamba belum bisa membuat sosok yang telah membunuh Anqier dulu bertekuk lutut, selama itulah hamba tidak akan pernah melakukan itu,"     

"Jadi, kau menyalahkan Ayah atas semua ini, Liao?"     

Chen Liao Xuan lamgsung mendongak memandang ayahnya, yang kini matanya tampak nanar. Jujur dia juga tak berharap jika hal itu akan terjadi, dia juga tidak akan pernah tega melihat ayahnya menjadi sedih seperti ini. Namun dia ingin memberi sebuah pembelajaran kepada ayahnya, untuk tidak pilih kasih. Bagaimana bisa takdir yang terjadi setelah ribuan tahun bahkan tak pernah sekalipun coba untuk diusut tuntas, padahal sudah jelas siapa yang telah menbunuh Liu Anqier. sosok yang benar-benar tidak akan termaafkan sampai kapan pun itu.     

"Hamba izin pergi dulu, Yang Mulia. Karena hamba punya seorang anak yang harus hamba berikan nama. Dan harus aku berikan tanggung jawab besar, bahkan sebelum dia tumbuh besar. Dan dari itu semua adalah, yang harus hamba tinggalkan, sehingga ibunya harus mengurusnya sendirian,"     

"Apakah selirmu adalah sosok yang baik? dalam keadaan apa pun juga yang sangat mengerikan adalah memberikan Selir sebuah harapan yang melambung tinggi namun tak berdasar sama sekali. aku akan memberimu hadiah untuk cucuku di sana, sebagai lambang jika dia memiliki darah langit yang tidak akan diganggu gugat oleh siapa pun itu."     

Cgeb Lao Xuan hendak menolak, tapi Li Qian liong langsung memandang Chen Liao Xuan seolah memberi tahu agar Chen Liao Xuan tidak harus bersikap sedingin itu kepada ayahnya.     

"Baiklah, terimakasih. Hamba akan menyerahkan ini kepada Putra Mahkota kecil. Hamba pamit dulu,"     

Setelah mengatakan itu, Chen Liao Xuan memutuskan untuk pergi, pun dengan li Qian long. Li Qian Long memandang Chen Liao Xuan sambil mengehela napas panjangnya.     

"Putra mahkota, hamba tahu jika Putra mahkota sangat kecewa dengan Yang Mulia Raja. Namun demikian juga hal itu sepertinya kurang pantas dan sangat kentara. Sebab selama ini juga Yang Mulia Raja sudah sangat berusaha keras agar pembunuh dari Dewi Anqier ditemukan, sebuah hal yang memang sulit untuk dilakukan. Sebab bagaimanapun juga, Putra Mahkota dan Pangeran Xie kalian sama-sama anak dari Yang Mulia Raja, jadi bagaimana bisa Ynag Mulia Raja harus berpikir lebih jernih lagi," terang Li Qian Long pada Chen Liao Xuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.